Pemerintah Berkoordinasi Dengan Bank Indonesia Hadapi Dampak Krisis
BLOG OF NURJAYA - Edisi 20 Juni 2012
Pada perdagangan Selasa (19/6) IDR ditutup melemah tipis di level 9470-9495 setelah sebelumnya dibuka pada level 9450-9490. Pelemahan IDR dipengaruhi banyak dipengaruhi faktor eksternal. Euforia terkait pemilu di Yunani sudah mulai meredup dan bersifat jangka pendek. Investor saat ini mencermati penanganan krisis utang Spanyol dan Italia. Pelaku pasar juga menantikan keputusan FOMC meeting yang berakhir hari ini (20/6). Rumor quantitative easing tahap ketiga (QE3) kembali berhembus di pasar setiap kali data tenaga kerja AS menurun, beri efek pelemahan pada USD.
Dari dalam negeri, pemerintah akan meningkatkan koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) mengenai pergerakan di pasar modal dan nilai tukar untuk merumuskan langkah penanggulangan dampak krisis eropa. Menurut Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawaty kondisi pasar modal akan kembali membaik seiring kinerja perekonomian nasional yang lebih baik. Pada kuartal I-2012 ekonomi masih tumbuh 6,3% dan pada akhir tahun diharapkan mencapai 6,5%. Realisasi belanja modal pemerintah
per 19 Juni 2012 juga sudah naik lebih dari dua kali dari periode sama tahun 2011. Defisit anggaran tahun ini diprediksi bisa terjaga di level 2,23% menyusul penurunan harga minyak dunia di bawah US$ 100 per barel belakangan ini sehingga besaran subsidi berkurang dan cadangan BLSM tidak terpakai. IDR pada perdagangan Rabu (20/6) diprediksi akan bergerak stagnan dengan kisaran 9430-9500. Pasar diperkirakan masih wait and see terkait hasil FOMC meeting hari ini.
Informasi yang tercantum dalam newsletter ini hanya berupa informasi dan indikasi serta tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pihak tertentu
Pada perdagangan Selasa (19/6) IDR ditutup melemah tipis di level 9470-9495 setelah sebelumnya dibuka pada level 9450-9490. Pelemahan IDR dipengaruhi banyak dipengaruhi faktor eksternal. Euforia terkait pemilu di Yunani sudah mulai meredup dan bersifat jangka pendek. Investor saat ini mencermati penanganan krisis utang Spanyol dan Italia. Pelaku pasar juga menantikan keputusan FOMC meeting yang berakhir hari ini (20/6). Rumor quantitative easing tahap ketiga (QE3) kembali berhembus di pasar setiap kali data tenaga kerja AS menurun, beri efek pelemahan pada USD.
Dari dalam negeri, pemerintah akan meningkatkan koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) mengenai pergerakan di pasar modal dan nilai tukar untuk merumuskan langkah penanggulangan dampak krisis eropa. Menurut Wakil Menteri Keuangan, Anny Ratnawaty kondisi pasar modal akan kembali membaik seiring kinerja perekonomian nasional yang lebih baik. Pada kuartal I-2012 ekonomi masih tumbuh 6,3% dan pada akhir tahun diharapkan mencapai 6,5%. Realisasi belanja modal pemerintah
per 19 Juni 2012 juga sudah naik lebih dari dua kali dari periode sama tahun 2011. Defisit anggaran tahun ini diprediksi bisa terjaga di level 2,23% menyusul penurunan harga minyak dunia di bawah US$ 100 per barel belakangan ini sehingga besaran subsidi berkurang dan cadangan BLSM tidak terpakai. IDR pada perdagangan Rabu (20/6) diprediksi akan bergerak stagnan dengan kisaran 9430-9500. Pasar diperkirakan masih wait and see terkait hasil FOMC meeting hari ini.
Informasi yang tercantum dalam newsletter ini hanya berupa informasi dan indikasi serta tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pihak tertentu
Posting Komentar untuk "Pemerintah Berkoordinasi Dengan Bank Indonesia Hadapi Dampak Krisis"
Komentar akan ditampilkan di halaman ini, diharapkan sopan dan bertanggung jawab.
Kami berhak menghapus komentar yang tidak layak ditampilkan. Terima Kasih.