Volatilitas Pasar Berkurang, Capital Inflow Diprediksi Meningkat
BLOG OF NURJAYA - Edisi 19 Juni 2012
Pada perdagangan Senin (18/6) IDR ditutup stagnan terhadap USD di level 9450-9480. Bank Indonesia masih menjaga pergerakan IDR melalui intervensi setelah situasi eropa kembali bergejolak menyusul kenaikan yield obligasi Spanyol dan Italia menembus level 7%. Dari dalam negeri, Kementrian Keuangan memproyeksi capital inflow ke Indonesia masih akan cukup besar. Proyeksi ini dipicu oleh dua faktor utama yaitu sentimen positif pemilu Yunani dan pemulihan ekonomi AS yang lamban. Volatilitas pasar mereda pasca pemilu Yunani, ketakutan investor untuk menanamkan uangnya di negara berkembang menjadi reda. Selain itu, kebijakan pelonggaran moneter serta suku bunga rendah membuat Indonesia menjadi pilihan menarik untuk berinvestasi.
Kenaikan capital inflow dapat berdampak pada biaya utang yang semakin murah menyusul turunnya yield surat berharga negara (SBN) akibat permintaan yang tinggi. Dana asing yang masuk juga diprediksi berjangka waktu panjang dengan tenor 20-30 tahun. Hal tersebut mengurangi risiko capital reverse akibat dana jangka pendek yang berasal dari hedge fund dan spekulan. Asian Development Bank (ADB) menyetujui pemberian pinjaman US$ 2,5 miliar guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. ADB juga memberi pinjaman siaga US$ 500 juta setelah hal serupa dilakukan Bank
Dunia sebesar US$ 2 miliar. Rupiah hari ini bergerak di kisaran 9440-9510.
Informasi yang tercantum dalam newsletter ini hanya berupa informasi dan indikasi serta tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pihak tertentu
Pada perdagangan Senin (18/6) IDR ditutup stagnan terhadap USD di level 9450-9480. Bank Indonesia masih menjaga pergerakan IDR melalui intervensi setelah situasi eropa kembali bergejolak menyusul kenaikan yield obligasi Spanyol dan Italia menembus level 7%. Dari dalam negeri, Kementrian Keuangan memproyeksi capital inflow ke Indonesia masih akan cukup besar. Proyeksi ini dipicu oleh dua faktor utama yaitu sentimen positif pemilu Yunani dan pemulihan ekonomi AS yang lamban. Volatilitas pasar mereda pasca pemilu Yunani, ketakutan investor untuk menanamkan uangnya di negara berkembang menjadi reda. Selain itu, kebijakan pelonggaran moneter serta suku bunga rendah membuat Indonesia menjadi pilihan menarik untuk berinvestasi.
Kenaikan capital inflow dapat berdampak pada biaya utang yang semakin murah menyusul turunnya yield surat berharga negara (SBN) akibat permintaan yang tinggi. Dana asing yang masuk juga diprediksi berjangka waktu panjang dengan tenor 20-30 tahun. Hal tersebut mengurangi risiko capital reverse akibat dana jangka pendek yang berasal dari hedge fund dan spekulan. Asian Development Bank (ADB) menyetujui pemberian pinjaman US$ 2,5 miliar guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. ADB juga memberi pinjaman siaga US$ 500 juta setelah hal serupa dilakukan Bank
Dunia sebesar US$ 2 miliar. Rupiah hari ini bergerak di kisaran 9440-9510.
Informasi yang tercantum dalam newsletter ini hanya berupa informasi dan indikasi serta tidak dimaksudkan untuk mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh pihak tertentu
Posting Komentar untuk "Volatilitas Pasar Berkurang, Capital Inflow Diprediksi Meningkat"
Komentar akan ditampilkan di halaman ini, diharapkan sopan dan bertanggung jawab.
Kami berhak menghapus komentar yang tidak layak ditampilkan. Terima Kasih.